Mungkin banyak dari kalian yang tak setuju dengan judul artikel saya kali ini. Tapi apakah kalian setuju jika sudah membaca sampai selesai artikel ini.
Anak kecil memang belum mempunyai pengetahuan seperti kita apalagi gelar seperti sarjana S1, S2 dll, tapi apa sih yang bisa kita pelajari dari mereka?
Mereka tak pendendam
Saat mereka bertengkar dengan teman mereka, gak perlu disuruh beberapa menit kemudian mereka berbaikan kembali. Bahkan mungkin lupa atas kesalah yang dilakukan oleh teman mereka. Mereka bisa bermain kembali bahkan mengasihi kembali tanpa mengingat masalah yang terjadi.
Bandingkan dengan kita, saat ada masalah dengan teman-teman kita, mungkin kita bisa berhari- hari tak berhubungan sama sekali bahkan mungkin sampai bertahun-tahun. Apa kita susah untuk kita mengampuni, menerima bahkan mengasihi kembali?
Mereka punya kasih yang tulus
Kadang apa yang mereka lakukan tulus, tak mengharapkan imbalan. Walau orang itu masih menyakitinya, tapi mereka masih memberikan senyuman atas orang yang melukainya. Bandimgkan dengan mereka secara tak sadar kita ingin orang yang kita tolong memberikan “imbalan” walaupun sedikit.
Mereka tak pilih-pilih
Mereka bermain bersama dengan teman dari suku, ras atau kebudayaan manapun, mereka tak memandang perbedaan yang dimiliki oleh Indonesia, tapi mereka menjadikan itu sebagai satu kesatuan . Bandingkan dengan kita, kadang secara gak sadar kita pilih-pilih teman dalam bergaul bukan karena orang itu jahat (mempengaruhi yang jahat) tapi karena suku, ras dan budaya mereka berbeda dengan kita. Maksud saya disini membedakan berdasarkan ras, suku dll bukan berdasarkan sifat mereka
Kadang dalam hati aku membutuhkan sifat pelupamu, kasihmu sehingga tak ada rasa dendam dan kasihmu yang tulus sehingga hidupku serasa “plong” tanpa ada rasa sakit yang berlarut- larut dan kadang kita membutuhkan sifat yang tak pilih-pilih orang berdasarkan ras, suku, budaya karen dengan begitu kita bisa bersatu dan saling melengkapi.
Anak kecil memang belum mempunyai pengetahuan seperti kita apalagi gelar seperti sarjana S1, S2 dll, tapi apa sih yang bisa kita pelajari dari mereka?
Mereka tak pendendam
Saat mereka bertengkar dengan teman mereka, gak perlu disuruh beberapa menit kemudian mereka berbaikan kembali. Bahkan mungkin lupa atas kesalah yang dilakukan oleh teman mereka. Mereka bisa bermain kembali bahkan mengasihi kembali tanpa mengingat masalah yang terjadi.
Bandingkan dengan kita, saat ada masalah dengan teman-teman kita, mungkin kita bisa berhari- hari tak berhubungan sama sekali bahkan mungkin sampai bertahun-tahun. Apa kita susah untuk kita mengampuni, menerima bahkan mengasihi kembali?
Mereka punya kasih yang tulus
Kadang apa yang mereka lakukan tulus, tak mengharapkan imbalan. Walau orang itu masih menyakitinya, tapi mereka masih memberikan senyuman atas orang yang melukainya. Bandimgkan dengan mereka secara tak sadar kita ingin orang yang kita tolong memberikan “imbalan” walaupun sedikit.
Mereka tak pilih-pilih
Mereka bermain bersama dengan teman dari suku, ras atau kebudayaan manapun, mereka tak memandang perbedaan yang dimiliki oleh Indonesia, tapi mereka menjadikan itu sebagai satu kesatuan . Bandingkan dengan kita, kadang secara gak sadar kita pilih-pilih teman dalam bergaul bukan karena orang itu jahat (mempengaruhi yang jahat) tapi karena suku, ras dan budaya mereka berbeda dengan kita. Maksud saya disini membedakan berdasarkan ras, suku dll bukan berdasarkan sifat mereka
Kadang dalam hati aku membutuhkan sifat pelupamu, kasihmu sehingga tak ada rasa dendam dan kasihmu yang tulus sehingga hidupku serasa “plong” tanpa ada rasa sakit yang berlarut- larut dan kadang kita membutuhkan sifat yang tak pilih-pilih orang berdasarkan ras, suku, budaya karen dengan begitu kita bisa bersatu dan saling melengkapi.
Sekarang setujukah dengan judul artikel ini “Anak Kecil, Kadang Kuakui Kau Lebih Hebat” FBU^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar